Sabtu, 04 Februari 2012

Stop Aborsi!! Stop Free Sex!!

Sepintas dari artikel yang saya baca, ternyata tingkat aborsi tertinggi terjadi pada negara yang melarang kegiatan ini. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya umat taat beragala melihat fakta ini sungguh sangat miris. Padahal aborsi adalah salah satu tindakan yang bisa menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan. Aborsi bukanlah suatu prosedur medis yang sederhana. Jika dilakukan secara sembarangan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Bahkan bagi beberapa perempuan hal ini dapat mempengaruhi fisik, emosional dan spiritualnya.Selain itu seluruh kegiatan aborsi di dunia sebagian besar nyaris semuanya tidak dalam proses yang aman.
Komplikasi serius yang bisa timbul akibat aborsi adalah:
  1. Pendarahan hebat.
    Jika leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang dapat berbahaya bagi keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.
  2. Infeksi.
    Infeksi dapat disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.
  3. Aborsi tidak sempurna.
    Adanya bagian dari janin yang tersisa di dalam rahim sehingga dapat menimbulkan perdarahan atau infeksi. 
  4. Sepsis (keracunan darah)
    Biasanya terjadi jika aborsi menyebabkan infeksi tubuh secara total yang kemungkinan terburuknya menyebabkan kematian.
  5. Kerusakan leher rahim.
    Kerusakan ini terjadi akibat leher rahim yang terpotong, robek atau rusak akibat alat-alat aborsi yang digunakan. 
  6. Kerusakan organ lain.
    Saat alat dimasukkan ke dalam rahim, maka ada kemungkinan alat tersebut menyebabkan kerusakan pada organ terdekat seperti usus atau kandung kemih. 
  7. Kematian.
    Meskipun komplikasi ini jarang terjadi, tapi kematian bisa terjadi jika aborsi menyebabkan perdarahan yang berlebihan, infeksi, kerusakan organ serta reaksi dari anestesi yang dapat menyebabkan kematian. 
  8. Gangguan kesehatan mental
    Aborsi dapat mempengaruhi emosional dan spiritual pelakunya. Gangguan mental kadang muncul seperti kecemasan, depresi atau mungkin mencoba melakukan bunuh diri.
Menurut penelitian terakhir, aborsi di Afrika dan Amerika Latin mencapai 97 persen tingkat ketidakamanan. 'Tidak aman' dalam konteks ini adalah aborsi yang dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki skill memadai atau dilakukan di tempat  yang tidak memenuhi standar minimal medis. Sejak tahun 2003 hingga 2008, aborsi di seluruh dunia rata-rata mencapai 28 dari 1.000 perempuan usia 15 hingga 44 tahun dengan total keseluruhan 43,8 juta aborsi. Sekitar 47.000 perempuan meninggal dalam proses aborsi yang tidak aman di tahun 2008. Sedangkan 8,5 juta perempuan lainnya mengalami komplikasi kesehatan serius akibat aborsi ini. Hampir seluruh proses yang tidak aman ini terjadi di negara-negara berkembang.
"Aborsi sebenarnya adalah proses yang sangat mudah dan aman. Semua kematian dan komplikasi ini dapat dengan mudah dihindari," kata Gilda Sedgh sebagai peneliti senior dari Guttmacher Institute dalam jurnal medis The Lancet yang dirilis, Kamis (19/1).
Sedgh dan beberapa rekan peneliti menyimpulkan jika aborsi yang tidak aman dilakukan meningkat dari 44 persen di tahun 1995 ke 49 persen di tahun 2008. Sumber penelitian yang digunakan berasal dari statistik resmi Pemerintah, catatan Rumah Sakit, dan survei nasional. Untuk melengkapi data ini dengan aborsi yang tidak pernah secara resmi dilaporkan, Sedgh dan rekan-rekan juga mengambil data dari penelitian lain, pendapat para ahli, dan survei pada perempuan.
Penelitian ini juga berhasil menyimpulkan jika tingkat aborsi rata-rata terendah terjadi di Eropa dengan 12 aborsi per 1.000 kehamilan. Sumbangan angka tertinggi berasal dari Eropa Timur dengan 43 aborsi di tiap 1.000 kehamilan. Sedangkan rata-rata di Amerika Utara adalah 19 aborsi per 1.000. 

Sumber: The Independent

0 komentar:

Posting Komentar